// // //
Talkshow Moderasi Dalam Beragama di SMAIT Al-Mumtaz Pontianak: Sebuah Perayaan Kebhinekaan di Hari Jadi Pontianak ke-252

Talkshow Moderasi Dalam Beragama di SMAIT Al-Mumtaz Pontianak: Sebuah Perayaan Kebhinekaan di Hari Jadi Pontianak ke-252

Suasana meriah terjadi pada aula lantai 3 Gedung SMAIT Al-Mumtaz Pontianak saat perayaan Puncak Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berlangsung pada tanggal 23 Oktober 2023. Kegiatan tersebut berupa Talkshow dengan tema “Moderasi Dalam Beragama”.  Kegiatan yang dilaksanakan pada siang hari itu dihadiri oleh seluruh siswa SMAIT Al-Mumtaz mulai dari kelas 10, 11, dan 12 serta mengundang siswa SMPIT Al-Mumtaz kelas 9.

Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan hari jadi kota Pontianak yang ke 252 tahun. Tujuan kegiatan ini diadakan adalah untuk mengingatkan kepada kita semua bahwasanya penduduk-penduduk di Pontianak berasal dari suku dan agama yang berbeda-berbeda. Oleh karena itu, pihak SMAIT Al-Mumtaz mengundang 5 tokoh etnis, yakni dari koordinator moderasi beragama IAIN, MABT Pontianak, POM Kota Pontianak, DAD Pontianak, dan Ketua Yayasan Al-Mumtaz Pontianak.

Kemeriahan acara ini dibuka dengan atraksi pentas seni bela diri yang memukau, yakni pencak silat dan karate. Setelah itu, terdapat serangkaian acara pembukaan seperti pembacaan ayat suci, do’a, menyanyian lagu Indonesia Raya, serta kata sambutan dari kepala sekolah dan ketua panitia kegiatan.

Setelah itu masuklah ke agenda inti dimana setiap pemateri yang ada menyampaikan ilmunya sesuai dengan tema yang ada. Diawali dengan materi dari Drs. H. Abdul Rahmi Ketua Yayasan Al-Mumtaz Pontianak tentang Islam Rahmatan Lil 'Alamin. Selanjutnya disampaikan oleh Pak Timitius, ST. CFC Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak yang menyampaikan bahwasanya masyarakat Dayak tidak terlalu memandang ekstrem tentang perbedaan bahkan beliau menyampaikan kita sesama manusia harus saling menyayangi biar bagaimanpun perbedaannya. Materi selanjutnya disampaikan oleh Pak Adi Sucipto, SH yang merupakan Wakil Majelis Adat Budaya Tionghoa Kota Pontianak yang menyampaikan bahwa masyarakat Tionghoa pada awalnya tersisihkan namun setelah adanya reformasi maka kehadiran mereka bisa dihargai bahkan mulai bebas melakukan perayaan ataupun peribadahan. Ketua POM Kota Pontianak Pak Rusdiansyah, S. HI menyampaikan kita harus bisa menempatkan diri kita dalam posisi yang sesuai dengan keadaan, kolaborasi itu penting karena kita memiliki kesempatan yang sama untuk membangun pontianak dan Indonesia. Adapun yang terakhir, materi disampaikan oleh Pak Dr. Faishal Abdullah yang merupakan Koordinator Rumah Moderasi di IAIN yang menyampaikan tentang betapa pentingnya saling menghargai walaupun banyak perbedaan, bahkan semua agama mengajarkan tentang kebaikan sehingga kita selaku umat manusia harus bisa berbuat adil kepada setiap agama.

Kepala sekolah SMAIT Al-Mumtaz Pontianak, Zaenuri berharap bahwa agenda ini dapat membuka cakrawala setiap warga SMAIT Al Mumtaz untuk bisa saling menghargai karena Allah menciptakan perbedaan yang ada untuk kita saling kenal mengenal dan mencintai. Selain itu, pemateri dari pihak etnis dayak, Timitius juga berpandangan bahwa semua etnis merupakan saudara.

“Perbedaan dalam kebudayaan dan agama bukanlah keanehan, tetapi sebagai warna, berkah, dan anugrah dalam kehidupan,” ujar Timitius pada wawancara pasca acara talk show

“Berbeda dalam iman, tetapi dalam kemanusiaan kita semua sama. Karena dari sisi kemanusiaan kita tidak bisa memilih ingin berasal dari mana. Maka hargailah orang lain. Jika ingin di-manusiakan dan disayangi, maka cintailah orang lain terlebih dahulu agar dapat memanusiakannya,” tambahnya.

 

Editor: Gibran, Taqiy, Adi (XII Ikhwan)